Tuesday, August 28, 2018

Biologi - Bryophyta

Bryophyta adalah tanaman dengan struktur tubuh yang sel-sel penyusunnya sudah terspesialisasi. Bryophyta merupak salah satu jenis kormophyta berspora selain dari tumbuhan paku (pterophyta). 
Berdasarkan arti kata bryophyta berasa dari kata bryo yang dapat diartikan lumut dan phyton atau tanaman.  Bryophyta biasa disebut tanaman lumut yang mampu bertahan hidup di darat dengan kondisi tempat tumbuh yang teduh dan lembab.


Ciri-Ciri Bryophyta
Bryophyta memiliki ciri-ciri tidak mempunyai ikatan pembuluh dan tidak berakar, tidak mempunyai batang, berkembang biak dengan spora, fase sporofit lebih dominan, mengalami pergiliran keuturunan dimana lebih dari 2 macam, memiliki daun steril dan fertil yang berguna untuk menghasilkan spora, gametofit berumur lebih panjang dari sporofit, mempunyai rhizoid sebagai pengganti yang menyerupai bulu-bulu akar, mengalami pertumbuhan membesar, letak gametogoniumn dibedakan menjadi homotalus (berumah satu) dan heterotalus (berumah dua).
Struktur Bryophyta
Struktur bryophyta terdiri dari 8 bagian meliputi
  • Vaginula : kaki sporogonium
  • Seta : tangkai sporogonium
  • Apophysis : ujung seta yang melebar
  • Sprangium : kotal spora
  • Kaliptra : tudung kotak spora yang berasal dari dinding arkhegonium
  • Kolumela : jaringan yang tidak menghasilkan spora
  • Sperkulum : tutup kotak spora
  • Peristom : gigi yang melungkari operkulum untuk mengeluarkan spora dalam kotak spora
Klasifikasi Bryophyta
Dalam klasifikasi, bryophyta termasuk ke dalam.  divisio yaitu bryophyta, dan terbagi menjadi 3 class yaitu Hepaticopsida (Hepaticae), Anthocerotopsida (Anthocerotae) dan Bryopsida (Musci).
  • Hepaticopsida terdapat beberapa ordo sebanyak 7 yaitu Takakiales, Calobryales, Jungermanniales, Metzgeriales, Marchantiales, Sphaerocarpales dan Monocleales.
  • Anthocerotopsida, hanya ada 1 (satu) ordo yaitu Anthocerotales.
  • Bryipsida memiliki 5 Sub-class yaitu Spagnidae, Andreacidae, Buxbaumidae, Bryidae dan Polytrichadae. Sedangkan ordo meliputi Spagnales, Andreacales, Buxbaumiales, Fissidentales, Discranales, Pottiales, Grimmiales, Funariales, Schistostegales, Tetraphidales, Eubryales, Isobryales, Hookeriales, Hypnobryales, Polytrichadae, Polytrichales dan Dawsoniales.
Sistem klasifikasi bryophyta ini mengadopsi dari Takhtajan (1953), Schuster (1953), Parihar (1965) dan Udar (1976). Ketiga klasifikasi dari bryophyta memiliki karakteristiknya sendiri yaitu:
Hepaticopsida (Lumut Hati)
Lumut hati memiliki karakteristik berikut ini
  • Ada 6500 spesies Hepaticopsida
  • Struktur tubuhnya terbagi atas lobus yang menyerupai lobus hati pada manusia.
  • Memiliki dinding tebal untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, gameto
  • Gametofit terkadang memiliki kutikula
  • Siklus hidup gametofit lebih dominan
  • Sistem reproduksi secara generatif (oogami) dan vegeatif (fragmentasi, tunas, kuncup eram)
  • Tidak memiliki jaringan meristematik
  • Sporofit tumbuh terbatas
Anthocerotopsida (Lumut Tanduk)
Lumut tanduk memiliki karakteristik sebagai berikut
  • Ada 100 spesies Anthocerotopsida
  • Struktur tubuh berbentuk kapsul menyerupai tanduk
  • Bentuk tubuh thallus
  • Sel pada anthocerotopsida terdiri dari kloroplas dan pyrenoid
  • Siklus hidup lebih didominasi gametofit
  • Rhizoid hanya terdapat 1 jenis saja
  • Sporogonium memiliki panjang 10-15 cm
  • Kandungan asam nukleat dekat dengan tumbuhan berpembuluh
  • Habitat di daerah kelembaban tinggi
  • Dinding sporogonium mempunyai stoma dengan 2 sel penutup
  • Kolumela diselubungi jaringan yang menghasilkan spora
Bryopsida (Lumut Daun)
Lumut daun memiliki rupa spiral berwarna hijau muda sampai kecoklatan jika sudah mati. Tumbuhan ini tidak melekat pada substratnya melainkan nagian akar yang melekat pada tempat tumbuhnya. Adapun bryopsida memiliki karakteristik yang berbeda dengan Hepaticopsida dan Anthocerotopsida seperti berikut ini
  • Terdiri dari 14.500 spesies Bryopsida
  • Berupa Rizoid. 
  • Siklus hidup gametofit lebih mendominasi
  • Tidak berpembuluh
  • Struktur tubuh relatif kecil
  • Tidak mempunyai sel/akar
  • Reproduksi vegetatif degan spora
  • Siklus Hidup Bryophyta
    Siklus hidup bryophyta terbagi menjadi 2 (dua) yaitu gametofit dan sporofit. Fase gametofit adalah siklus hidup lumut yang menghasilkan gamet sedangkan fase sporofit adalah saat lumut menghasilkan spora. Pada siklus hidup gametofit lebih mendominasi daripada fase sporofit.
    Lengkapnya spora pada bryophyta membentuk protonema berubah menjadi tumbuhan lumut berkromosom melalui proses miosis. Pada proses ini kromosom akan membentuk anterdium dan arkegonium. Hasil dari miosis ini merupakan perkembangan tumbuhan lumut menjadi kromosom (2n). Selanjutnya kromosom (2n) menghasilkan zigot berkromosom (2n) melalui mitosis. Lalu membentuk sporogonium (2n) sporangium (n) melalui proses sporofit.
    Reproduksi Bryophyta
    Bryophyta dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara seksual dimana gamet betina yang menghasilkan arkegonia (sel telur) dan gamet jantan menghasilkan antheridia (sperma) disatukan. Diawali dengan sperma yang bergerak menuju sel telur dengan perantara air. Pertemuan keduanya disebut fertilisasi dan menghasilkan zigot. Kemudian zigot membelah menjadi protonema yang terus berkembang menjadi diploid. Adapun reproduksi secara aksesual dimulai dari spora yang dihasilkan sporangium (kotak spora) melalui pembelahan meiosis. Pada proses meiosis menghasilkan spora haploid yang tumbuh menjadi protonema.
    Manfaat Bryophyta
    • Melindungi vegetasi perintis
    • Obat hepatitis (Marchantia polymorpha)
    • Pengganti kapas (Sphagnum sp),
    • Bantalan lumut di hutan karena mampu menyerap air dan salju
    • Jenis lumut tanduk dapat ditanam pada akuarium
    • Perlindungan benih ikan
    • Oksidasi air pada ikan
    • Sumber bahan bakar (Sphagnum sp)
    • Meningkatkan kelembaban tanah. 

No comments:

Post a Comment

Bahasa Bali - Drama

Suatu hari Men Grudug becerita kepada cucu dari anak majikannya Ayu Cucu : Wak mape mbah yang’e ing ngelah kurenan? Men Grudug : Ow to ade...